Friday, February 14, 2014

Tuhan itu baik...sangat baik

Bismillah ir-Rahman ir-Rahim.

Alhamdullilah aku dikasih kesempatan ngeblog perdana di tahun 2014 setelah selama 1 tahun tidak sama sekali berkutat dengan blog.
Alhamdullilah pula hari ini aku di kasih pelajaran teramat besar oleh-Nya.

Rencana ku udah mulai posting di awal bulan Januari kemarin, tapi sirna karena kesibukan. Rencana ku pula untuk ganti semua yang ada di blog ini, mulai dari template, header, dan tata letak widgetnya. Suasana baru, berharap punya semangat baru untuk ngeblog lagi.

Akhir-akhir ini aku cuma jadi blogger yang tidak pernah menulis tapi terus aktif blogwalking. Sepantasnya status sebagai blogger di cabut yaa. Ya cabut saja, karena hari ini akan lahir komitmen baru.

Di awali dengan Bismillah, aku berharap ngeblog gak akan macet lagi, terus mengasah dan menggali bagaimana jadi blogger semestinya. Dari hal sederhana saja, aktif blogwalking

Kali ini aku ingin memberi kisah. Kisah pahit akibat ulah ku sendiri. Kisah sederhana bagi pembaca, tapi luar biasa bagi ku.

Rabu, 12 Februari 2014 - 6.37 pm

Seperti biasa, pulang dari rutinitas sehari-hari sebagai seorang karyawan swasta, tiap malam jam 6'an mulai berseluncur di dunia maya. Melihat mereka-mereka yang tak nyata, bermunculan di beranda. Tema nya malam itu Valentine. Ada yang sibuk bergalau tanpa pacar di hari Valentine. Ada yang berceramah bahwa Valentine itu dilarang agama. Dan ada yang bergalau karena di ceramahin.

Pribadi sih Valentine sah-sah saja, hanya jangan terlalu mengumbar-umbarkan selayaknya hari raya besar. Cukup "Ah Valentine, ini coklat untuk kamu", udah gitu aja. Dan bagi ku, Valentine akan jadi spesial bila tanggal merah. Kebayang bulan ini tanpa hari libur (tidak termasuk Minggu) dari awal sampe penghujung.
Surat cinta dari sini

"Lan, masukin motor" teriak mas tri. Dengan sedikit enggan, kembali ke dunia nyata dan bangkit dari kasur. Grasak grusuk di pintu samping. Clear. Motor sudah masuk dengan aman. Dan disini lah semua dimulai.

Rabu, 12 Februari 2014 - 7.23 pm

Terasa ada yang janggal di sini. Motor sudah dengan aman nya terparkir di dalam rumah, tapi hati gelisah. Well, liat gantungan kunci motor. Disaat itu shock. Mata dan muka mulai merah. Bergumam dalam hati sambil menuju kamar "Tuhaaaaaan?"

Bagi ku ini barang begitu berharga. Sangking berharganya aku rela ngelakuin apa aja sampe itu barang kembali ke tangan ku lagi. Barang ini bener-bener memiliki peran penting. Jangan sekali-kali kalian coba mengambil keputusan untuk memegang barang ini jika tidak punya mental baja dan rasa tanggung jawab tinggi.

Aku gelisah gak karuan. Obrak-abrik semua isi kamar, bawah kasur, meja, laci, dan hati kosong ini #eh . Yap fix barang itu HILANG. Hampir setengah nangis aku bercerita lewat pesan singkat dengan pacar. Mencoba cari solusi dan ketenangan. Cuma tetap saja, gimana pun keputusan dalam menghadapi masalah, sebenernya kita sendirilah yang mampu menciptakan keputusan itu, orang lain hanya sebagai perantara.

Bertelaah terus dan terus dalam hati "Tuhaaan, plis tolong aku". Memang dasar manusia, inget Tuhan disaat jatuh, kemana saat di atas? Nangiiiiiiiiiiiiis deres Gelisah gak karuan. Solusi dari si pacar,
1. Inget-inget lagi
2. Telpon beliau, minta di cek ada atau nggak nya.
3. Nunggu besok pagi, yakin ada.
4. Pasraaaaaaaaaaaah (yang ini dari sendiri)

Kamis, 13 Februari 2014 - 07.12 am

Rapi dan sedikit cantik. Sudah siap untuk berangkat kerja. Dengan harapan yang tinggi kalau barang itu ada. "Bismillah, Tuhan memberkati" lirihku.


Kamis, 13 Februari 2014 - 07.22 am

Hanya beberapa menit perjalanan pergi dari rumah ke kantor. Pintu gudang sudah dibuka, well parkir secepatnya dan masuk ke kantor setengah berlari

Pintu terbuka, nyalain lampu, langsung bergegas ke meja kerja. Dan DUAAAAAAAAAAAAAR. Seperti ledakan hebat di Hiroshima dan Nagasaki. Terucap dengan lirih selirih-lirihnya "Tuhaaaaan, gak adaaaaaa". MATI !! Itu lah yang aku pikirkan kala itu. Ingin rasanya gempa di sini, tertelan begitu saja masuk ke dalam perut bumi. Tapi hanya bisa diam sambil terus berkomunikasi via pesan singkat dengan si pacar. 

Dalam hitungan menit, suasana kantor berubah. Dari yang tadi nya hanya aku sendiri dengan segala kegelisahan, kini menjadi rame. Ada mbak nini selaku admin stock, dua senjata perusahaan, ko Robin dan ko Suwandi selaku salesman, dan 2 bos besar, Pak Fendy dan Pak Hendra selaku Branch Manager.
Tugas ku di perusahaan kecil ini yaitu sebagai accounting. Semua aktivitas keuangan nya aku yang kelola, terutama Hutang-Piutang.

Seperti biasa, rutinitas pagi hari itu siapkan nota tagihan ke toko untuk 2 senjata perusahaan ini, ko Robin dan ko Suwandi. Ada 1 perbedaan di pagi itu "Sil, nota belum keluar yo?". Gemetar, takuuut, jawab begitu saja "belum ko" sambil masih tetap sibuk smsan. Gatau lagi apa yang harus di perbuat saat itu. Yang ada hanya berharap KEAJAIBAN

Setengah jam sudah berlalu. Kalo begini terus, apa pelarian ku? Ntah setan mana yang membuat ku berucap "Pak, kunci brankas mana?". Dengan membuang rasa berdosa. Mencoba mengatur nafas sedemikian rupa. "Tuhan, aku bohooooong".

KUNCI KEHIDUPAN

Ini dia barang berharga bernyawa 1. Tanpa nya hidup perusahaan kacau. Tanpa nya pernafasan perusahaan ini bakal mampet. Dan tanpanya jomblo bertambah. Demi apa pun saat ini aku ingin menghilang dari sini. Pergi sejauh mungkin. Berharap gempa seketika "Telan akuuuu TELAAAAN"

Yaaah aku di beri kepercayaan untuk menjaga brankas beserta isinya. Brankas perusahaan distributor furniture terbesar no.3 di Jambi. Tapi hari ini, Kamis 12 Februari 2014, kunci brankas ini hilang lenyap tanpa jejak begitu saja. 

Kembali lagi. Setelah aku bertanya pertanyaan kampret itu ke Pak Fendy, rona merah di wajahnya terpampang nyata "Loh, mana ada di aku" Mampuuuus. Akal-akalanku gak mempan. Aku kira dia bakal lupa dan bertanya "Iya di aku? Dimana aku simpan ya?" ato kalo kunci itu tertinggal di atas meja kerja, dia akan menjawab "Nah iya ini di aku. Kemarin kamu lupa bawa nya kan?" Tapi Tuhan berkhendak lain.

Moment indah terjadi. Habis la sudah aku di perepetin beliau bahkan mungkin di maki-maki lewat bahasa Chinese nya. Serasa berada di neraka. Panaaaaaaaaaaaas. Sekali lagi aku bergumam "Ambil aku Tuhaaaaaaaaaaaaan"

Mungkin gampang dan mudah saja, tinggal pakai pin kombinasi atau kunci serep. Tapi hebatnya pin kombinasi tidak di ketahui dan brankas itu tanpa kunci serep (cadangan). Hebat !! 

Tiap menit setelah itu aku seperti nonton film horor. Melihat ekspresi Pak Fendy yang sedang giat-giat nya "pidato" spesial untuk Nyonya Cecil ini di tambah kalimat-kalimatnya yang bikin bulu kuduk tegang !! 
"Mati lah kau, Sil. Mati !! Ini kasus besar loh. Urusannya sampe polisi dan orang yang pertama masuk itu kamu
Aku setengah salmon mampus menerjemahkan kata-kata "orang yang pertama masuk itu kamu". Masuk? Masuk buih? Aku gak ngelakuin apa-apa. Aku khilaaaaf. 
"Jangan-jangan kau tinggal tertancap di brankas itu? Mati laaah. Habis uangnya habis. Kau pun udah aku wanti-wanti, Sil kalo kiranya gak sanggup mengemban tanggung jawab gini, gausah"
Ya Tuhan, aku juga gamau keleus. GAMAU. Pokoknya menit demi menit berlalu, menit demi menit pula nyawa ku berangsur pergi. Harapnya sih mati di tempat, tapi khayalan doang. Damn !!

Sudah setiap sudut kantor di obrak-abrik "tidak ada" itulah jawabannya. Daaaan

Kamis,13 Februari 2014 - 09.54 am

Aku pergi keluar kantor "Pak bentar ya pak, aku cek di rumah". Hidupkan motor, dan pergi dengan safety nihil. Tanpa helm, jaket, sepatu. Tapi aku gak mikirin itu. Yang aku pikir hanya KUNCI NYA KUNCINYAAAAA

Sampe setengah jalan mau sampe rumah, aku menangis. Airmata yang keluar, langsung pergi tersapu angin kencang jalanan karena kebutnya motor yang aku kendarai. Beribu doa dan harapan aku tuangkan ke Tuhan. Sampe seperempat jalan akan sampe rumah.......

Masih berbalut wajah menangis, sedih, gelisah, seperti tidak ada niat ingin hidup lagi. Dengan tangan kiri memegang ponsel, membaca isi pesan singkat "Ya Tuhan, kuatkan kami untuk menghadapi cobaan Mu :')" dari si pacar dalam keadaan mata kunang-kunang membacanya. Dan begitu aku liat ke depan, klakson motor lawan berbunyi kencang. Dalam hitungan detik............

Aku terbaring rapuh, sangat rapuh. Ada sebesit penyesalannya "Kenapa tidak Kau ambil saja nyawaku tadi, Tuhan?". Aku menjadi tontonan. Yang aku dengar hanya riuk suara kenapa, ada apa, kok bisa jatuh. Dan syukurnya yang aku kira aku menabrak motor lawan di depan, ternyata aku jatuh sendiri akibat rem depan yang ku tekan. Cuma bisa menangis sambil samar-samar banyak orang berbicara "Sudah nak sudah" itu ucap seorang ibu di belakang ku yang sambil mengelus kepalaku. "Kenapo? Jatuh dewek yooh?".

"Biso jalan dak dek, biso?" ucap seseorang. "Hayo lah balek, abang antar kerumah. Daripada jadi tontonan gini". Aku hanya bisa mengangguk. Seperti akan mulai gila. Kepala ini menyut sekuat-kuatnya. Sakiiiiit banget. Yaaap kepalaku terbentur hebat ke aspal jalan. Saat ini lah aku tau gimana rasanya menuju gila atau mungkin amnesia.

Sampe rumah pun aku tidak ingat siapa yang mengantarku, gimana perjalanan dari tempat kejadian sampe kerumah, cuma kata orang itu ke ibu "Anak ibu terus-terusan bilang kunci brankas sambil nangis" gitu. Aku lihat ponsel yang masih kuat ku genggam di tangan kiri. Cek semua inbox pesan singkat "Loh kapan kadut sms ini?" Bener-bener seperti amnesia. Padahal itu pesan singkat yang aku baca di jalan tadi. Yang parahnya lagi aku bertanya ke ibu "Ngapoin wulan balek?". Yang aku ingat cuma mau pergi kerja. Mungkin seperti itu rasanya saraf-saraf di otak ini konslet.

Alhamdullilah, itu hanya sebentar. Karena beberapa menit kemudian aku langsung berlari kekamar. Dan obrak-abrik seisinya kembali. Gak ketemu. Kali ini aku bener-bener pasrah. Kembali ke teras, duduk dan menangis di situ.

Sudah terlalu panjang cerita ini. Sudahi saja.

Akhirnya brankas bisa dibuka dengan memakai tukang kunci dengan keadaan uang beserta nota tanpa berkurang sedikitpun Dan alhamdullilah luka jatuh nya gak parah. Malah terkesan luka biasa.
goresan sekitar 13 cm di tangan kanan

balu di lutut kaki kanan


Tapi yang masih aku keluhkan, bagian kepala. Kepala belakang benjol gede. Kalo habis duduk trus berdiri, pasti sakit. 

Pelajaran hari ini :
1. Sebelum diberikan kepercayaan, yakinkan dulu pada diri "Sanggupkah aku?"
2. Kalo sedang dilanda ketakutan yang teramat dalam, memang alangkah baiknya kita berkata jujur. Bukan malah Lempar Batu Sembunyi Tangan
3. Jangan main hape di jalan saat kita sedang berkendaraan, baik itu mobil atopun motor. Ini sangat di haruskan!!
4. Safety dalam berkendaraan itu sangat penting.
5. Kunci dari segala masalah itu ya ketenangan. Karena saat kita akan mengambil keputusan, harus tenang. Biar gak terjadi hal yang tak diinginkan.

Akhir cerita, aku mau minta maaf dengan yang terhormat Pak Fendy. Maaf jadi karyawan yang amat sangat tidak menguntungkan. Selalu membuat kesalahan. Dan terimakasih untuk pacar, seharian ini udah nemenin, nenangin, dan bantuin. Untuk Ibu, makasih untuk kecuekan nya, biar aku bisa instropeksi diri dan merasa kapok (read: nyesel).

Dan mau minta maaf juga terimakasih sebesar-besarnya untuk Tuhan. Maaf untuk segala dosa hari ini. Udah gak jujur, gak bersyukur, dan lain sebagainya. Terimakasihnya untuk pelajaran hari ini. Juga keselamatan nyawa dan badan ini setelah insiden tadi. 
Tuhan itu baik.
Sangat baik.

0 yg ngoceh:

Post a Comment